Memories

추억 • Memories

Menu Navigation

🌸 Memories

감정을 표현하다 (MENGEKSPRESIKAN PERASAAN)

📅 10 Nov 2025
⏱️ 3 min
👁️ 8
감정을 표현하다 (MENGEKSPRESIKAN PERASAAN)

Malam itu, langit kota terlihat tenang setelah hujan sore berhenti. Jalanan masih lembab, dan udara membawa aroma kopi hangat dari arah Tomorrow Café, tempat yang selalu mereka datangi setiap kali ingin menenangkan pikiran.

Damar datang sedikit lebih dulu, menata meja di pojok dekat jendela besar. Lampu gantung café memancarkan cahaya lembut ke meja kayu tempat laptopnya terbuka. Tak lama kemudian, pintu café berbunyi — dan di sanalah Min Je, dengan kerudung warna krem lembut dan senyum yang selalu membuat suasana jadi lebih hangat.

“Damar, udah siap nontonnya?” katanya sambil duduk di seberang meja, merapikan kerudungnya yang tertiup angin.
“Udah,” jawab Damar dengan gugup kecil. “Kita nonton Demon Hunter Kpop, kan?”
Min Je mengangguk semangat. “Ne~ (네~), katanya seru banget!”

Film dimulai di layar laptop mereka. Café mulai sepi, hanya tersisa suara musik pelan dan aroma cokelat panas yang menguap di udara. Jam menunjukkan pukul 7 malam, dan selama dua jam penuh, mereka tertawa, berkomentar kecil, bahkan kadang saling menatap tanpa sengaja.

Namun, di dalam hati Damar, ada perasaan yang jauh lebih ribut dari filmnya. Malam ini — malam sebelum mereka PKL — ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk jujur. Di laptopnya, di tab lain, tersembunyi sebuah website rahasia yang telah ia buat selama berhari-hari. Website yang menyimpan isi hatinya sendiri.

Ketika film selesai, Damar menarik napas pelan.
“Min Je… aku mau tunjukin sesuatu,” katanya dengan suara rendah namun serius.
Min Je menatapnya dengan lembut, ujung kerudungnya sedikit bergoyang karena hembusan angin dari jendela. “Apa itu?”

Damar memutar layar laptopnya, menampilkan sebuah halaman website dengan desain berwarna ungu — warna kesukaan Min Je. Di sana terpampang foto-foto mereka: saat menjadi panitia di sekolah, barang-barang pemberian dari Damar dan Min Je, dan senyum yang terekam tanpa sadar. Di tengah halaman itu tertulis kalimat sederhana namun jujur:

💌 “Min Je, Aku Menyukaimu sejak lama (사랑해)… Ini bukan sekadar kata, tapi semua rasa yang selama ini aku simpan. Sebelum kita PKL besok, aku cuma mau kamu tahu… dan aku tidak lagi menyimpan sesuatu dengan diam lagi

Min Je menatap layar itu lama. Cahaya dari laptop memantul di matanya yang mulai berpikir akan menjawabnya.
“Damar…,” ucapnya pelan, “gomawo (고마워)... aku nggak nyangka kamu buat ini semua buat aku.”
Sambil menatap damar, dan berusaha menahan senyum haru. “Sebelumnya Min Je mau fokus dalam prinsipnya Min Je yaitu 17:32.”

Damar menatapnya penuh harap. “Damar hanya sekedar mengungkapkan dan tidak harus memiliki dengan cepat, Min Je ada Prinsip dan Damar ada Tujuan untuk Masa Depan mungkin tidak hari ini, Mungkin di hari lain yang mempertemukan kita dengan Tujuan yang sama.”
Min Je tersenyum, lalu berkata dengan suara yang lembut namun pasti:
“나도 너를 사랑해 (nado neoreul saranghae)… Terima Kasih yaa Damar sudah mau ngertiin tentang Min Je.”

Café terasa hening sesaat, seolah dunia ikut memberi ruang untuk dua hati yang akhirnya saling jujur.
Damar tersenyum lebar, dan tatapan penuh arti, “Gomawo, Min Je... aku senang banget dengar itu.”
Min Je menunduk malu, tangannya merapikan kerudung sambil berkata pelan, “Min Je boleh simpan Website ini ngga.”

Sebelum pulang, Damar menunjuk kaca besar di sudut café. “Mau foto bareng ngga di sana? Buat kenangan aja kalau kita sudah PKL nanti, dan pastinya kita gak akan setiap hari akan bertemu.”
Mereka berdiri berdampingan di depan kaca, pantulan wajah mereka terlihat jelas: Damar dengan senyum lega, dan Min Je dengan kerudungnya yang tertata rapi serta mata penuh cahaya bahagia.

📸 Klik!
Satu foto mirror sederhana, tapi menyimpan arti besar — momen ketika dua hati akhirnya saling mengungkapkan perasaan di Tomorrow Café, malam sebelum langkah baru dimulai.

🌙 그날 밤, 서로의 마음을 표현했다. (Geunal bam, seoro-ui maeumeul pyohyeonhaetda.)
“Malam itu, mereka saling mengungkapkan perasaan.”

💜

공유 • Share